Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Pemaknaan Simbol Liturgis dalam Perayaan Liturgi

PERAYAAN KESELAMATAN DALAM BENTUK SIMBOL [1] Perayaan liturgi sebagai perayaan keselamatan selalu dijalankan dalam bentuk simbol. Dalam perspektif kristiani , simbol-simbol yang digunakan dalam setiap perayaan liturgi itu merepresentasi kehadiran Kristus dan karya keselamatan-Nya. Artikel sederhana ini menyajikan relasi antara simbol-simbol liturgis tersebut dengan perayaan-perayaan keselamatan yang secara implisit menghadirkan Kristus sebagai Sang Salvatore . Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami memaparkan dan menjelaskan pokok-pokok penting, seperti perbedaan antara simbol dan tanda, peranan simbol dalam agama-agama lokal, simbol utama dalam liturgi, makna bahasa dalam liturgi, dan pandangan Sacrosantum Consilium terhadap kesenian religius, yang menggambarkan keterkaitan erat  antarkeduanya. Perbedaan Simbol dan Tanda [2] Secara etimologis, kata ‘simbol’ berasal dari kata bahasa Yunani, Sumbolon yang diartikan sebagai tanda inderawi, barang atau tindakan, yang m...

Kisah Penciptaan: Creatio ex nihillo?

JURNAL IV Kamis, 25 Februari 2016 Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dalam tujuh hari. Demikianlah gambaran umum kisah penciptaan yang termuat dalam kitab Kejadian pasal 1 dan 2. Dalam jurnal IV ini, saya tidak membahas kebenaran kisah penciptaan tersebut secara historis, tetapi yang hendak saya garisbawahi adalah konsep mengenai penciptaan itu sendiri. Selama ini, saya dan mungkin juga Anda berpikir bahwa Allah telah menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya dari ketiadaan. Pertanyaannya adalah benarkah kisah penciptaan itu bertolak dari konsep creatio ex nihillo? Untuk menjawab pertanyaan ini, makna dari kata ‘menciptakan’ itu sendiri perlu dikaji lebih jauh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘menciptakan’ berarti membuat atau mengadakan sesuatu yang baru samasekali, yang belum pernah ada sebelumnya. Akan tetapi, jika sungguh dikritisi, makna leksikal “membuat” dan “mengadakan” sebenarnya tidak samasekali sama saja. Secara sederhana, “membuat” meruju...

Dialog Antaragama

MEMBANGUN DIALOG: MEMUTUSKAN RANTAI KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA Indonesia adalah bangsa yang plural. Pluralitas bangsa ini tidak hanya terungkap dalam kekayaan alam yang berlimpah ruah, tetapi juga bertolak dari fakta bahwa dari Sabang sampai Merauke terhampar ribuan pulau yang dihuni berbagai suku dengan kekhasan budaya masing-masing.  Masyarakat warga yang menganut aneka aliran kepercayaan, baik yang asli seperti agama-agama lokal, maupun yang tidak asli (agama impor) tetapi diakui secara resmi oleh Negara (Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu), juga mendiami dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Di satu sisi, realitas keberagaman bangsa ini dipandang positif oleh pihak yang, karena dirasuki Pancasila sebagai falsafah bangsa, menjunjung tinggi toleransi. Di pihak lain, harus diakui juga bahwa pluralitas bangsa, oleh kaum fundamentalis, dijadikan landasan untuk menciptakan konflik terbuka ataupun tersamar dalam kemasan agama atau suku. Konflik antara Kristen ...

Perjumpaan dengan Islam

PERJUMPAAN DENGAN ISLAM “Indonesia is far from being homogeneous; it has a long and rich history of religious diversity. This diversity draws from Indonesia’s history of trade, immigration, European colonization, and Indonesia's recent post-colonial political history, all of which contribute to an environment of dynamic interaction between different cultures and religions.” [1] Pengantar Salah satu faktor lahirnya kekristenan di bumi Nusantara tidak terlepas dari peran penjajah: Portugis, Spanyol, dan Belanda. Kisah kelahiran bermula ketika Portugis berhasil mencapai benua Asia (India) dari arah Barat pada tahun 1498 dan Spanyol (Filipina) dari arah Timur sekitar tahun 1520. Kedua negara ini bertemu di kawasan timur Nusantara (Maluku Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan kepulauan Sangir-Talaud) pada 1521. [2] Salah satu isu yang kemudian muncul adalah bagaimana kekristenan (yang dibawa oleh Portugal, Spanyol, dan nantinya Belanda) ini berjumpa dengan agam...