Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Jalan Saintifik-Kosmologis Menuju Tuhan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, termasuk dalam bidang astronomi dan kosmologi, menjadi momok yang menakutkan bagi orang beriman. Kaum skeptis, rasionalis, dan ateis menggunakan senjata ampuh ini untuk melawan keyakinan kaum beriman akan adanya Tuhan. Namun, benarkah kemajuan dalam dunia sains menjadi bukti terkuat untuk dapat menyangkal eksistensi Tuhan? Belum tentu! Sains berwajah ganda. Film The Privileged Planet memperlihatkan hal sebaliknya: sains juga dapat menjadi jalan menuju Tuhan. Pertanyaan dan masalah fundamental yang hendak ditanggapi serta dipecahkan dalam The Privileged Planet adalah mengapa planet bumi begitu istimewa? Dari milyaran galaksi di alam semesta, apakah terdapat planet-planet lain yang juga dapat menunjang kehidupan kompleks seperti planet bumi? Yang pasti adalah dalam galaksi Bima Sakti, ahli-ahli saintifik, astronomi, dan kosmologi telah membuktikan bahwa bumi merupakan satu-satunya planet yang memungkinkan adanya kehidup...

Mitos Bait Suci

Mitos Bait Suci dan Seruan Pertobatan Yeremia :   Sebuah Interpretasi Hermeneutik atas Nubuat Yer. 7:1-15 Yeremia 7:1-15 merupakan salah satu bagian dari keseluruhan nubuat atau khotbah Yeremia di Bait Suci (Yer. 7:1-8:3). Dalam rangkaian nubuat tersebut , redaktur kitab Yeremia mencantumkan kotbah di kenisah, yang kemungkinan besar diwartakan pada masa pemerintahan raja Yoyakim (609-598 SM). [1] Menurut Yer. 7:2, kotbah itu disampaikan di pintu gerbang rumah TUHAN (Bait Allah) di mana para pengunjung biasanya masuk melewati pintu tersebut sambil membawa bahan persembahan. Umumnya, nubuat-nubuat yang ditemukan di Bait Suci pada tahun 621 SM ini, ditulis dalam gaya deuteronomistis, gaya Kitab Ulangan. Menarik untuk dikaji lebih dalam bahwa khotbah Yeremia di Bait Suci ini penuh dengan tuduhan dan penghukuman yang disertai dengan sedikit janji keselamatan (bdk . Yer. 7:3). Yang hendak ditegaskan di sini ialah bila bangsa Israel tetap bertahan dalam kekerasan hati me...

Analisis Retorik terhadap Perumpamaan mengenai Penghakiman Terakhir

Analisis Retorik terhadap Perumpamaan mengenai Penghakiman Terakhir (Mat. 24:45 - 25:46) Kedatangan Anak Manusia dan Pemisahan Mereka Yang Terberkati dari Yang Terkutuk Sebuah Pengantar: Komposisi Umum Matius 25 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Matius 24. Kedua bab ini berbicara tentang satu hal yang sama, yakni khotbah tentang akhir zaman. Wejangan eskatologis (dari eschaton, kata Yunani yang berarti “akhir”) ini diawali dengan nubuat mengenai kehancuran atau runtuhnya Bait Allah (bdk. Mat. 24:1-2) dan diakhiri dengan nubuat tentang penghakiman terakhir (bdk. Mat. 25:31-46). Dalam tulisan ini, penulis hendak menawarkan sebuah komposisi retorik yang bersifat konsentrik atas perumpamaan mengenai penghakiman terakhir. Menurut penulis, keempat perumpamaan yang masing-masing berbicara tentang wejangan eskatologis itu ditengahi oleh sebuah perintah untuk berjaga-berjaga. Oleh karena itu, dalam konteks jauh, perumpamaan mengenai penghakiman terakhir tersebut berbentu...