Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Mengapa Yahweh Mengacungkan Tangan-Nya ke atas Mesir?

JURNAL IV Kamis, 21 April 2016 Sebelum peristiwa Keluaran (pembebasan bangsa Israel dari perbudakan) itu terjadi, YHWH melakukan tindakan “mengacungkan tangan” ke atas bangsa Mesir dengan menurunkan sepuluh tulah yang luar biasa dahsyatnya. Bagi saya, tindakan YHWH ini tidak hanya menarik untuk direfleksikan secara teologis-biblis, tetapi juga perlu diperbincangkan dalam tataran konseptual secara historis-kritis. Namun, yang hendak saya soroti di sini bukanlah tindakan “mengacungkan tangan” pada dirinya sendiri, melainkan suatu motivasi terselubung yang ada di balik tindakan itu. Dengan demikian, pertanyaan pokok yang harus dijawab adalah “Mengapa Yahweh mengacungkan tangan-Nya ke atas Mesir?” Dalam kitab Keluaran, dikisahkan bahwa Yahweh menghukum Mesir dengan menurunkan sepuluh tulah yang mengerikan. Terlepas dari beberapa pandangan mengenai karakteristik tulah tersebut, ada beberapa alasan yang mendorong Yahweh bertindak demikian. Jika ditinjau dari perspektif teologis-bibl...

"Aku adalah Aku", Arti Sebuah Nama

JURNAL III Kamis, 14 April 2016 “Aku adalah Aku”. Inilah nama yang diperkenalkan Allah kepada Musa. Nama Allah tersebut sebenarnya adalah terjemahan dari “ EHYEH ASYER EHYEH ”. Akar kata EHYEH itu sendiri adalah HYH yang diartikan sebagai “Ada”. Kata “Ada” kemudian merujuk pada waktu yang belum selesai, masa kini dan masa depan (sebentuk imperfek). Dengan demikian, kata ini, dalam bahasa Indonesia, diterjemahkan secara harafiah sebagai ‘Aku adalah Aku yang sekarang Ada; Aku adalah Aku yang akan Ada. Yang hendak ditekankan di sini sesungguhnya ialah sifat dari Yang Ilahi, yakni yang tidak dapat mengenal waktu. Dengan kata lain, Yang Ilahi itu bersifat kekal. Dalam dimensi kekekalan itu, tersingkap pula sifat misteri dan transendensi dari Yang Ilahi. Kata HYH kemudian berkembang menjadi YHWH. Dalam bentuk orang ketiga, HYH menjadi YIHYEH atau dalam bentuk yang lebih tua ialah Yahweh. Yahweh itu sendiri dapat diartikan sebagai ‘Dia yang menyebabkan apa yang ada’. Segala sesuatu ...

Kitab Keluaran dalam Paradigma Bangsa Israel dan Umat Kristiani

JURNAL II Kamis, 7 Maret 2016 Karena merupakan inti Taurat, Kitab Keluaran memiliki kedudukan tertinggi dalam kehidupan bangsa Israel. Beberapa alasan berikut mempertegas keyakinan tersebut. Pertama, Kitab Keluaran memperkenalkan sekaligus memperlihatkan asal-usul dan identitas bangsa Israel. Di dalam Kitab Keluaran dikisahkan berbagai peristiwa inspiratif yang mendorong terbentuknya bangsa dan negara Israel. Kedua, dalam Kitab Keluaran diperkenalkan juga siapakah YHWH itu. Dengan menceritakan kemenangan besar dalam pertempuran dahsyat antara YHWH  dan Mesir, YHWH lalu digambarkan sebagai Yang Berkuasa dan Sang Penyelamat, yakni Dia yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Ketiga, Kitab Keluaran menggambarkan pewahyuan diri YHWH dan menjelaskan tanggapan umat Israel atas pewahyuan tersebut. Keempat, Kitab Keluaran menggambarkan pula ketidaksabaran bangsa Israel. Kelima, Kitab Keluaran menunjukkan hukum baru yang mengikat YHWH dengan Israel (Perjanjian Musa/Sinai...

Makna di Balik Si vis Pacem, Para Bellum

JURNAL I Kamis,31 Maret 2016 Sebuah pepatah Latin klasik berbunyi demikian: “ Si vis Pacem, Para Bellum ”. Artinya, ‘Jika engkau mendambakan perdamaian, bersiaplah untuk berperang’. Dengan rumusan yang berbeda, Flavius Vegetius Renatus --sekitar tahun 400 M, di dalam kata pengantar De re Militari -- menyatakan hal yang senada: “ Qui Desiderat Pacem, Bellum Praeparat ”. Artinya, ‘Siapa menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk berperang’. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang merugikan, kedua pepatah ini perlu ditafsir secara bijak dan kritis. Pepatah-pepatah tersebut tentunya tidak bermaksud negatif. Dalam artian, memotivasi orang untuk terlebih dahulu menciptakan situasi ketidaknyamanan (perang, misalnya), sebelum akhirnya dapat menciptakan situasi nyaman penuh kedamaian. Lagi pula, ini bukan masalah seputar ‘mana yang terlebih dahulu’ atau ‘mana yang lebih kemudian’. Mengapa? Karena dengan pemahaman yang demikian, orang dapat mengalami kesesatan berpikir. Perdamaian lalu dili...

Hubungan Manusia dengan Alam, Sebuah Tinjauan Filosofis dan Praksis

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM: Tinjauan Filosofis dan Praksis Pengelolaan Sampah Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis STF Driyarkara yang ke-47, untuk yang kedua kalinya, Sie Diskusi mengadakan seminar bertemakan Lingkungan Hidup pada Senin, 25 April 2016. Dikemas dengan judul yang menarik: “HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM: Tinjauan Filosofis dan Praksis Pengelolaan Sampah”, seminar ini bertujuan memperdalam refleksi filosofis dan praksis kita mengenai relasi manusia dengan alam dalam implikasi konkret pada pengelolaan sampah. Dipandu oleh Ibu Lilian Budianto, MA selaku moderator, seminar kali ini dihadiri oleh dua narasumber, yakni Bapak Dr. A. Sonny Keraf (Dosen Universitas Katolik Atmajaya) dan Ibu Ir. Sri Bebbasari (Ketua Umum Indonesia Solid Waste Association ) . Keduanya menyajikan dua pokok diskusi yang bertalian erat. Bapak Sonny Keraf secara filosofis meninjau hubungan manusia dengan alam dalam upaya pengelolaan sampah, sementara Ibu Sri Bebbasari lebih merujuk pada tatara...

Peringatan Hari Bumi: Save Our Earth, Save Our Life

PERINGATAN HARI BUMI: SAVE OUR EARTH, SAVE OUR LIFE oleh  Fernando R. B. Nujun Pada tahun 1970, Gaylord Nelson, Senator Amerika Serikat yang adalah juga seorang pengajar lingkungan  hidup mencanangkan peringatan Hari Bumi. Bertepatan dengan peringatan tersebut, di belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) berlangsung musim semi, sementara di belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere) berlangsung musim gugur. Akan tetapi, berlandaskan sebuah tradisi yang dicanangkan oleh John McConnell, seorang aktivis perdamaian, PBB sendiri memperingati Hari Bumi pada tanggal 20 Maret 1969. Pada tanggal tersebut, berlangsung sebuah fenomena alam yang disebut “Ekuinoks Maret”, yakni peristiwa di mana matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Kini, Hari Bumi diperingati secara internasional setiap tanggal 22 April oleh lebih dari 175 negara di bawah koordinasi Jaringan Hari Bumi (Earth Day Network). Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Bumi, rahim kehidupan kita, tenga...